» » » Diklat dan bedah buku mahasiswa PBSI


STAIDA- Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menyelenggarakan acara Bedah buku dan diklat karya tulis ilmiah  di Auditorium kampus kemaren, Sabtu (15/02/2014).

Acara yang digelar di gedung lantai 3 STAIDA itu mendatangkan narasumber dari solo, Bandung Mawardi dan Iqbal Barash dari Banyuwangi. Juga terlihat salah satu teman pribadi Mawardi  bernama Priadi dari semarang.

Kebanyakan dari peserta yang hadir dalam kegiatan diklat tersebut dari jenjang SMP dan SMA. Dari golongan mahasiswa lebih banyak diisi oleh jurusan PBSI dari semua angkatan. Hanya sedikit peserta dari golongan mahasiswa.

Acara dimulai sejak pukul 08.30 WIB dengan narasumber Bandung Mawardi dan Iqbal Barash dipandu oleh Muhammad Qoyyum sebagai moderator. Peserta putri terlihat begitu antusias ketika Narasumber memberikan penjelasan tentang puisi.

"Puisi merupakan pengendalian diri yang bersifat bebas dan di dalam kebebasan menghasilkan kesadaran kita," ungkap Bandung Mawardi memberikan penjelasan. Dia juga membacakan satu persatu puisi karya dari mahasiswa PBSI angkatan 2013-2011 yang telah dirangkum dalam bentuk sebuah buku. Mas Bandung meminta keterangan terkait puisi yang sudah dikarang dari masing-masing pengarangnya.


Tepat pukul 10.30 WIB acara diklat penulisan karya ilmiah dimulai. Priadi mengawali pembukaan acara tersebut. Dia menjelaskan bagaimana cara menulis cerpen. Dia menjelaskan bahwa tidak ada cara dalam penulisan cerpen. Priadi hanya menjelaskan bahwa menulis cerpen itu "jadikanlah dirimu seperti anak kecil di saat membaca buku, selalu rewel dan ingin bertanya." Ia juga menambahkan bahwa membaca sebagian dari iman.

Tidak begitu lama Priadi memaparkan cara penulisan cerpen. Selanjutnya diteruskan oleh Bandung Mawardi mengisi diklat penulisan karya ilmiah dengan melatih peserta dalam menuliskan puisi dan mengeluarkan imajinasi mereka. Dia meminta peserta yang hadir untuk menuliskan 3 kalimat tentang lampu dan membacakan hasilnya di depan beberapa orang. Setelah mendengarkan hasil tulisan dari peserta, dia meminta peserta menganggap lampu sebagai makhluk hidup yang bisa menjadi teman bagi mereka. Kemudian dia meminta peserta untuk menulis lagi. Kali ini sebanyak 5 kalimat dan kembali membacakannya di depan. Begitu seterusnya hingga peserta menulis sebanyak 15 kalimat.

Acara tersebut baru berakhir pada pukul 12.00 WIB. Sebelumm acara ditutup, dia meminta kepada panitia untuk mencatat peserta yang mau membacakan hasil tulisannya di depan. Dia berencana menghadiahi mereka dengan buku karyanya. (Susi)

Salam Pers Staida

Selamat membaca artikel berita kami. Semoga bisa memberikan informasi yang anda cari. Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan dan bijak. Satu komentar bijak dari anda, berarti seribu kebaikan bagi kami
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply