Dalam rapat tersebut, pihak STAIDA telah mengundang sebanyak 70 dari perwakilan mahasiswa secara keseluruhan. Akhirnya, hingga pukul 10.30 rapat dimulai hanya dengan 19 mahasiswa yang telah hadir di tempat. Ternyata selama rapat telah berjalan, beberapa mahasiswa lain ada yang baru datang.
Mahasiswa yang hadir dalam rapat ditargetkan adalah perwakilan dari tiap-tiap kelas di semua angkatan dan jurusan. Juga mahasiswa dari golongan aktivis kampus, baik yang membawahi BEM, MPM maupun UKM. Sedangkan dosen, dari seluruh pembantu ketua (PUKET) hadir dalam rapat tersebut. Juga dosen penjamin mutu mahasiswa, ibu Lely juga turut menghadiri acara rapat.
Dalam rapat yang berlangsung selama 2 jam itu, mensosialisasikan kembali pola administrasi dan beberapa ketentuan yang berlaku di Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam. Hal ini bertujuan agar mahasiswa memahami segala aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga tempat ia belajar. Mulai dari bagaimana sistem administrasi yang ditetapkan di STAIDA dan juga tata cara membayar iuran yang ada di STAIDA.
Melalui rapat tersebut, lembaga sekolah tinggi Darussalam mensosialisasikan bahwa mulai saat ini absensi mahasiswa yang sebelumnya terdapat dua absen, sekarang hanya dipegang oleh dosen saja. Dan juga dari bagian akademik menghimbau khususnya kepada perwakilan mahasiswa di kelas untuk mengecek siapa mahasiswa yang sudah keluar atau dikeluarkan. Hal ini berkaitan dengan administrasi dari mahasiswa itu sendiri. "Masa ada mahasiswa yang mencoba 3 jurusan," kata pak Eko Budiwono.
Sosialisasi rapat lainnya dari bagian adminstrasi adalah masalah terkait dengan Kartu Rencana Studi (KRS). Beberapa mahasiswa dirasa belum begitu memahami akan pentingnya melakukan pengisian KRS. Hingga hari rapat dilaksanakan, hanya sekitar 20% dari seluruh mahasiswa yang sudah menyetorkan KRS. Dosen memberi contoh tentang bagaimana sistem yang diberlakukan di perkuliahan selain STAIDA. Untuk mendapatkan status aktif, mahasiswa harus melakukan pembayaran terlebih dahulu baru kemudian menyetorkan KRS. Proses pembayaran pun dilakukan di awal semester. "STAIDA ini menggunakan manajemen mesakne," kata bapak Eko.
STAIDA juga memiliki rencana akan men-Drop Out mahasiswa yang selama beberapa semester tidak jelas statusnya. Namun hal ini masih menjadi bahan pertimbangan dan belum keputusan final.
Tidak ada komentar: